main-logo

Serba Salah Dalam Hubungan? Waspadai Perilaku Ini Bun

header-image-18754
author-avatar-18754

Ditinjau oleh

Mardiana Hayati Solehah, M. Psi, Psikolog, Psikolog Klinis

Diterbitkan 7 Jun 2022

share-icon

105


Apakah Bunda pernah mendengar istilah gaslighting ? Gaslighting adalah bentuk manipulasi yang sering terjadi dalam suatu hubungan yang tidak sehat. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan perilaku seseorang untuk mengontrol orang lain sehingga korbannya merasa bersalah, tidak berharga atau meragukan dirinya sendiri.





Istilah gaslighting pertama kali dipopulerkan dari film yang berjudul “ Gaslight ” yang rilis di tahun 1944. Film ini menceritakan tentang seorang suami yang diperankan oleh Charles Boyer yang melakukan manipulasi terhadap istrinya yang diperankan Ingrid Bergman.





Dalam film ini, sang suami memanipulasi istrinya sehingga istrinya mulai meragukan dirinya sendiri. Sang istri sampai menganggap diri sendirinya gila. Tak hanya itu saja, suami tersebut juga mengendalikan istrinya dan memisahkannya dari keluarga serta teman-temannya.





Walaupun hal tersebut hanya cerita dalam film, namun bentuk gaslighting sering sekali terjadi dalam rumah tangga. Perilaku gaslighting dapat dikategorikan sebagai kekerasan dalam rumah tangga. Jika hal ini terus dibiarkan, hal ini dapat menyebabkan suatu hubungan semakin tidak sehat dan menyebabkan gangguan emosional pada korban. Korban gaslighting dapat menjadi tidak percaya diri dan sulit membedakan kebenaran atau realita.





Ciri-ciri Perilaku Gaslighting









Dalam suatu hubungan yang tidak sehat, biasanya ada satu pihak yang memiliki keinginan besar untuk mengontrol serta mengendalikan pasangannya. Hal ini membuat orang tersebut melakukan manipulasi atau gaslighting sehingga pasangannya berpikir atau bertindak sesuai yang pelaku inginkan.





Korban gaslighting umumnya tidak menyadari bahwa dirinya sedang dimanipulasi. Untuk itu, agar Bunda lebih waspada, berikut ini beberapa ciri-ciri perilaku gaslighting yang sering terjadi dalam suatu hubungan:





1.     Merendahkan korban





Pelaku gaslighting seringkali merendahkan korbannya. Ia akan mengungkapkan segala kekurangan serta kelemahan korban untuk menjatuhkannya. Pelaku gaslighting sering mengungkit segala kesalahan korban, sehingga korban merasa tak berdaya dan menganggap tidak ada satu pun perilakunya yang benar. Tujuan pelaku adalah membuat korban kehilangan kepercayaan diri sehingga lebih mudah untuk dimanipulasi.  





2.     Mengalihkan pembicaraan





Saat pelaku gaslighting diajak berdiskusi seputar kesalahannya, ia akan selalu mengalihkan pembicaraan dan mencari alasan untuk menghindar. Pelaku gaslighting tidak akan mengakui kesalahannya dan akan menganggap dirinya selalu benar. Biasanya mereka pun tidak memberi ruang untuk korban berargumen atau membela diri.





3.     Menyepelekan perasaan korban





Saat korban gaslighting merasa tersakiti atau menangis, pelaku gaslighting selalu menyepelekan perasaan korban dan cenderung tidak peduli terhadap apa yang mereka rasakan. Pelaku tidak mau mendengarkan masukan atau mencoba memahami apa yang dirasakan oleh korban. Pelaku pun sering melakukan stereotip terhadap kaum perempuan dan menganggap perempuan adalah makhluk yang lemah, berlebihan, terlalu sensitif, atau terlalu dramatis.





4.     Menyalahkan korban





Salah satu cara yang sering dilakukan pelaku gaslighting untuk memanipulasi adalah dengan menyalahkan korban. Ia akan menyalahkan korban atas segala hal. Bahkan untuk kejadian-kejadian yang tidak relevan maupun kejadian-kejadian yang tidak dapat dikendalikan. Dampaknya korban akan selalu takut disalahkan dan akhirnya memilih untuk diam.





5.     Sering berbohong





Ciri lainnya dari perilaku gaslighting adalah sering berbohong. Hal ini dilakukan karena mereka ingin menutupi kesalahannya dan tidak mau disalahkan. Pelaku sering berbohong tentang kejadian yang telah berlalu atau perkataan yang pernah ia katakan. Bahkan pelaku dapat menyudutkan korban dengan menuduh korban kerap berpikiran negatif dan penuh rasa curiga, sehingga korban meragukan apa yang ia yakini. 





BACA: Merasa Cemas Berlebih? Kenali dan Atasi dengan Cara Ini, Bun





Kalimat yang Sering Diucapkan Pelaku Gaslighting









Orang yang mengalami gaslighting umumnya memiliki karakter yang kurang percaya diri dan mudah sekali berempati. Hal ini pun membuat mereka dengan mudah termanipulasi oleh kalimat-kalimat para pelaku gaslighting seperti:





  •   “Kamu terlalu berlebihan”
  • “Jangan salahkan aku, dong”
  •   “Kamu yang terlalu baper /sensitif”
  • “Masalahnya bukan ada di aku, tapi ada di kamu”
  • “Kamu yang terlalu insecure “Aku gak berniat seperti itu, kok!”
  • “Mungkin kamu butuh bantuan”
  • “Kamu yang selalu berpikir negatif tentang aku”
  • “Yaudah kita lupain aja masalah ini”
  • “Aku nggak pernah ngomong gitu, kok!




BACA: 5 Cara Jitu Pulihkan Trauma





Cara Menghadapi Perilaku Gaslighting









Para korban gaslighting seringkali merasa tidak berdaya sehingga memilih untuk diam dan tidak berani melawan. Akan tetapi jika dibiarkan, hal ini dapat membawa dampak buruk pada kondisi psikis korban. Bila Bunda menjadi salah satu korban, berikut ini beberapa cara menghadapi perilaku gaslighting dalam rumah tangga:





1.   Kenali pola gaslighting





Setelah mengetahui ciri-ciri perilaku gaslighting yang telah disebutkan di atas, sebaiknya Bunda segera menyadari jika hal tersebut terjadi pada Bunda di kemudian hari. Hal ini dapat menjadi pertahanan Bunda untuk tidak mudah dimanipulasi.





2.     Buat batasan





Saat dalam kondisi yang tenang, diskusikan bersama pasangan seputar batasan-batasan dalam hubungan. Contohnya seperti tindakan yang tidak boleh dilakukan atau perkataan yang sebaiknya jangan diucapkan. Pastikan Bunda dan pasangan menjalani komitmen ini agar tercipta hubungan yang sehat.





3.     Jangan pernah takut meminta bantuan





Pelaku gaslighting biasanya tidak memberikan ruang bagi korbannya untuk membela diri. Jika Bunda selalu merasa tertekan, takut melakukan kesalahan, dan sering mengalami kecemasan, cobalah untuk terbuka dengan bercerita ke orang yang Bunda percaya. Dukungan dari orang lain akan mengembalikan rasa percaya diri Bunda, sehingga Bunda dapat berpikir lebih jernih untuk mengambil keputusan.





4.     Sayangi diri sendiri





Bunda mungkin memiliki rasa sayang yang sangat besar pada pelaku gaslighting, tapi hal yang paling utama adalah menyayangi diri sendiri terlebih dulu. Berhentilah memaklumi tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pasangan. Tanamkan pada diri Bunda bahwa Bunda berharga dan tak layak untuk direndahkan oleh siapapun.  





5.     Berusaha lebih tegas





Orang yang rentan mengalami gaslighting biasanya cenderung mudah mengalah dan mudah berempati. Untuk itu, Bunda perlu lebih tegas dalam berpendirian agar tidak mudah termanipulasi oleh pelaku gaslighting.





Gaslighting adalah salah satu bentuk kekerasan emosional yang dapat menyiksa kondisi psikologi seseorang.  Sayangnya, korban gaslighting seringkali tidak menyadari hal ini dan menganggap ini adalah sesuatu yang normal dan mereka pantas menerimanya. Beberapa korban bahkan beranggapan gaslighting merupakan bentuk kasih sayang yang keras dari pasangan. Padahal tidak ada cinta dalam bentuk kekerasan dan tidak ada seorang pun yang boleh diperlakukan dengan buruk. 





Jika Bunda mengalaminya, berusaha lah untuk lebih tegas dan ingatkan pasangan untuk mendiskusikan segala masalah secara baik-baik. Upayakan untuk menangani konflik-konflik dalam rumah tangga secara solutif melalui komunikasi dan kerjasama antar pasangan. Jika Bunda merasa tidak sanggup dan mulai merasa depresi akibat tindakan gaslighting , Bunda dapat meminta bantuan psikolog atau konselor pernikahan untuk mendapatkan saran yang terbaik.





BACA: Belajar Regulasi Emosi, Yuk Bunda!





Sumber:





Very Well Mind. 2022. What Is Gaslighting?





Medical News Today. 2020. What Is Gaslighting?





Healthline. 2021. How to Recognize Gaslighting and Get Help


Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi

Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi
footer-main-logo
appstore-logogoogleplay-logo
appstore-logogoogleplay-logo

Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id

Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010