main-logo
header-image-6496
author-avatar-6496

Ditinjau oleh

dr. Linda Lestari, Sp.OG, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi

Diterbitkan 1 Apr 2024

share-icon

356


Saat dokter mengatakan bahwa perkembangan Si Kecil di dalam perut “baik”, Bunda pasti senang. Namun di sisi lain, pertumbuhan Si Kecil yang semakin pesat ini menyebabkan Bunda sulit tidur. Dan hal ini merupakan sesuatu yang normal yang dialami oleh banyak ibu. Akan tetapi lain ceritanya jika sulit tersebut merupakan gejala dari sleep apnea





Apa Itu Sleep Apnea dan Gejalanya?





Apnea adalah sebuah kondisi yang menyebabkan pernapasan berhenti sementara, terutama saat tidur. Mereka yang mengalami sleep apnea dapat berhenti bernapas sekitar 10 detik sebanyak ratusan kali selama tidur. Dampaknya, otak dan bagian tubuh lain bisa kekurangan oksigen. 









Pada wanita, kondisi ini bisa menyebabkan dengkur selama hamil. Selain itu, ada beberapa gejala lain sleep apnea





  • Mendengkur keras
  • Episode henti napas yang tidak disadari diri sendiri, tapi disadari oleh orang lain
  • Terengah-engah saat tidur
  • Mulut yang kering saat terbangun dari tidur 
  • Sakit kepala ketika bangun tidur
  • Sulit tidur nyenyak
  • Mengantuk saat siang hari
  • Susah fokus dan konsentrasi
  • Suasana hati mudah naik turun




Jadi, jika Bunda mengalami gejala-gejala di atas, segeralah berkonsultasi dengan dokter. 





Apa Penyebab Sleep Apnea?









Ada banyak faktor yang menyebabkan sleep apnea . Jika dilihat dari penyebabnya, ada tiga jenis sleep apnea .





1. Sleep Apnea Obstruktif (OSA)





Masalah dengan sumbatan jalan napas, biasanya karena jaringan lunak di bagian belakang tenggorokan yang kolaps semasa tidur, menjadi penyebab sleep apnea ini. Penderita sleep apnea obstruktif mendengkur, megap-megap, atau bahkan berhenti bernapas sebentar saat tidur. Oleh karena tidak tidur dengan baik di malam hari, di siang hari mereka mengantuk. 





2. Sleep Apnea Sentral (CSA)





Bukan pada sumbatan jalan napas, tapi karena otak tidak dapat mengirimkan sinyal kepada otot pernapasan untuk bernapas. Hal ini bisa menyebabkan seseorang tidak bisa bernapas selama beberapa waktu.





3. Sleep Apnea Kompleks





Dikenal sebagai treatment-emergent central sleep apnea yang merupakan gabungan dari sleep apnea obstruktif dan sentral. 









Apa yang Menjadi Faktor Risiko Sleep Apnea?





sleep apnea




Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, bahkan anak-anak dan ibu hamil. Berikut beberapa faktor risiko pemicu sleep apnea :





  • Obesitas
  • Memiliki leher lebar (35,5 cm atau lebih pada wanita dan 41,9 atau lebih pada pria)
  • Hipoplasia midface (perkembangan wajah bagian tengah yang tidak lengkap)
  • Adanya hambatan pada hidung akibat tulang hidung yang bengkok
  • Memiliki alergi atau gangguan sinus
  • Menopause
  • Kehamilan (terutama di trimester ketiga)
  • Sindrom polikistik ovarium atau polycystic ovarian syndrome (PCOS) 
  • Berjenis kelamin laki-laki
  • Berusia 40 tahun ke atas
  • Riwayat keluarga 
  • Merokok
  • Kecanduan alkohol
  • Minum obat tidur




Pada perempuan hamil, faktor risiko mengalami sleep apnea adalah:





  1. Obesitas atau berat badan berlebih, karena berat berlebihan pada leher menekan saluran udara (tenggorokan)
  2. Mengalami kenaikan berat badan berlebihan selama hamil (lebih dari 16 kg jika berat badan normal sebelum hamil, atau lebih dari 9 kg jika sudah kelebihan berat badan sebelum hamil)
  3. Mengalami diabetes gestasional 




Meski begitu, sebenarnya semua perempuan hamil berisiko mengalami sleep apnea. Pasalnya, produksi estrogen yang lebih banyak selama kehamilan bisa menyebabkan selaput lendir di hidung membengkak, yang mengakibatkan hidung tersumbat. Usaha bernapas yang lebih keras bisa menyebabkan garis saluran udara meluap sehingga menghalangi aliran udara. 









Apa Komplikasi Sleep Apnea?





Apnea yang tidak diatasi bisa mengarah ke peningkatan berbagai komplikasi, seperti tekanan darah tinggi, serangan jantung, stroke, obesitas, diabetes, depresi dan gagal jantung. 





Pada kondisi hamil, wanita yang menderita apnea berisiko tinggi mengalami diabetes gestasional dan preeklampsia. Dua kondisi ini sangat berbahaya bagi janin. 





Sebuah studi juga memperlihatkan bahwa ibu yang sedang mengandung dan mengalami apnea memiliki kemungkinan tiga kali lebih besar menjalani operasi caesar, dan bayi dirawat di neonatal ICU. Itulah sebabnya sangat penting untuk mendiagnosa kondisi ini dan mengatasinya secepatnya. 





Bagaimana Mengatasi Sleep Apnea Selama Hamil?









Jika gejalanya masih bersifat ringan, dokter biasanya akan merekomendasikan pasien untuk mengubah gaya hidup. Misalnya dengan menurunkan berat badan yang berlebih, berhenti merokok dan minum alkohol (ibu hamil memang sebaiknya melakukan ini dari awal), serta mengubah posisi tidur. 





Jika gejalanya masih ringan, dokter juga mungkin akan menyarankan untuk memakai nasal strip anti ngorok untuk melebarkan lubang hidung.









Untuk apnea yang disebabkan oleh penyumbatan, dokter mungkin akan menyarankan untuk memakai obat semprot hidung ( nasal spray ), humidifier di rumah, atau obat dekongestan.





Setelahnya, jika apnea tetap dialami atau gejalanya parah, dokter akan menyarankan untuk menjalani terapi dengan alat-alat yang membantu mengatasi gejala dan membuat pasien lebih mudah bernapas. 





Apabila setelah melakukan perubahan gaya hidup dan terapi dengan alat-alat tersebut masih tidak berhasil memperbaiki gejala sleep apnea selama tiga bulan, maka penderita akan disarankan untuk menjalankan operasi.





Sumber:





American College of Obstetricians and Gynecologists. Dictionary.





American College of Obstetricians and Gynecologists. Dictionary. 2021. Sleep Health and Disorders.





Alodokter. 2019. Sleep Apnea.





Halodoc. 2019. Sleep Apnea.





Halodoc. 2018. Inilah 7 Ciri-Ciri Mengidap Sleep Apnea.





University of Michigan Health System. Science Daily (2013). Pregnant women who snore at higher risk for c-sections, delivering smaller babies.


Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi

Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi
footer-main-logo
appstore-logogoogleplay-logo
appstore-logogoogleplay-logo

Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id

Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010