main-logo
header-image-13587
author-avatar-13587

Ditinjau oleh

dr. Linda Lestari, Sp.OG, Spesialis Obstetri dan Ginekologi

Diterbitkan 3 Agt 2021

share-icon

317


Saat hamil, Bunda mungkin sadar bahwa tidak boleh sembarang mengonsumsi obat. Namun terkadang ada situasi di mana Bunda harus mengonsumsi obat, baik karena kondisi kesehatan dari sebelum hamil atau karena kondisi yang muncul saat hamil. 





Jika terpaksa harus minum obat, maka Bunda perlu paham tentang konsumsi obat yang aman saat hamil, mulai dari obat yang dijual bebas, obat resep yang rutin diminum, sampai antibiotik. 





Efek Konsumsi Obat terhadap Kehamilan





obat aman untuk ibu hamil




Menurut data WHO, 86 persen ibu hamil harus mengonsumsi obat selama kehamilan, baik obat yang dijual bebas maupun obat dengan resep dokter. Namun faktanya, sebagian besar obat-obatan yang diproduksi tidak pernah diujicobakan ke ibu hamil. 





Karena itu, konsumsi obat-obatan selama hamil tidak direkomendasikan kecuali berpotensi memiliki manfaat yang mengalahkan potensi risiko terhadap janin. 





Beberapa risiko yang dapat terjadi pada janin jika Bunda sembarang mengonsumsi obat adalah:





  • keguguran spontan
  • absorpsi janin
  • pertumbuhan janin terhambat
  • malformasi kongenital
  • kelainan psikomotor
  • kelainan intelektual
  • kelainan perilaku
  • karsinogenesis (terbentuknya sel-sel kanker). 




Selain itu, terdapat pula risiko terjadinya ketergantungan dan sindrom withdrawal (akibat konsumsi alkohol, benzodiazepine, dan opiat), ototoksisitas (akibat konsumsi aminoglikosida), dan penutupan ductus arteriosus secara prematur (akibat konsumsi obat anti-inflamasi non-steroid). 





Efek konsumsi obat terhadap ibu hamil dan janin dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:





  • dosis obat dan durasi konsumsi obat
  • usia kehamilan saat mengonsumsi obat
  • masalah kesehatan lainnya dari ibu hamil
  • obat-obatan lainnya yang dikonsumsi ibu hamil. 




Karena itu, efek konsumsi obat dapat berbeda bagi setiap ibu hamil. 





Jenis Obat yang Aman saat Hamil









Karena belum ada obat yang 100 persen aman untuk dikonsumsi saat hamil, maka Bunda harus benar-benar selektif dalam mengonsumsi obat. Semua obat dikonsumsi harus mendapatkan persetujuan dari dokter kandungan Anda. 





Hal yang sama berlaku untuk obat warung atau over-the-counter . Termasuk obat-obat yang dijual bebas yang saat sebelum hamil dikonsumsi tanpa mengikuti anjuran dosisnya. 





Memang ada beberapa jenis obat dan pengobatan rumahan yang diketahui tidak memiliki efek berbahaya bagi kehamilan jika dikonsumsi sesuai dosis yang dianjurkan. Namun sebaiknya, Bunda tetap memastikan lagi ke dokter kandungan atau apoteker mengenai dosis yang diperbolehkan untuk ibu hamil, terutama saat trimester pertama kehamilan. 





Obat-obat yang aman saat hamil dan pengobatan rumahan yang dapat digunakan tersebut adalah:





  • Alergi: Difenhidramin, loratadin, semprot hidung berisi steroid. 
  • Flu dan pilek: Parasetamol/asetaminofen, obat tetes atau semprotan hidung berisi larutan saline, obat gosok dekongestan, obat kumur berisi campuran air hangat dan garam. 
  • Batuk: Dextromethorphan , permen pereda tenggorokan. 
  • Antasid: Kalsium karbonat.
  • Konstipasi: Pencahar osmotik, pencahar pelunak tinja, pencahar dari serat alami.
  • Diare: Loperamide .
  • Salep obat luka: Basitrasin.
  • Ruam kulit: Difenhidramin, hidrokortison.




Bagaimana Jika Harus Rutin Minum Obat Resep?









Kadang kondisi kesehatan sejak sebelum hamil membuat Bunda harus mengonsumsi obat resep dokter secara rutin dalam jangka panjang, seperti obat untuk penyakit hati, asma, diabetes, hipertensi, dan autoimun.





Tentu Bunda khawatir dan bertanya-tanya apakah obat ini aman saat hamil dan dapat berpengaruh terhadap kehamilan. Ini berlaku juga dengan suplemen atau obat herbal yang Bunda konsumsi. 





Hal yang perlu Bunda lakukan adalah berkonsultasi dengan dokter yang biasa menangani penyakit Bunda. Pastikan ia mengetahui bahwa Bunda sedang hamil. 





Pertimbangan untuk lanjut atau tidak melanjutkan konsumsi obat harus dilakukan bersama antara Bunda dan dokter yang bersangkutan dengan menilai manfaat dan risikonya. Bisa jadi, dokter akan membuat penyesuaian dengan mengubah dosis jadi lebih rendah atau mengganti dengan obat yang aman saat hamil. 





Bunda sebaiknya tidak memutuskan sendiri untuk menghentikan konsumsi obat rutin tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Karena hal itu bisa berbahaya bagi Bunda dan janin juga akan terkena dampaknya. 





Begitu pula dosisnya: hindari mengurangi sendiri dosis obat rutin karena khawatir dengan dampaknya bagi janin. Konsumsilah obat yang aman saat hamil sesuai arahan dokter agar pengobatan yang dilakukan memberi hasil optimal.









Sumber:





World Health Organization. Safety of Medicines in Safety of Medicines in Pregnancy: General Principles.





Centers for Disease Control and Prevention. 2020. Pregnant or Thinking about Getting Pregnant?





WebMD. 2020. Taking Medicine during Pregnancy.





What to Expect. 2021. Medications during Pregnancy: What’s Safe and What’s Not?










Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi

Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi
footer-main-logo
appstore-logogoogleplay-logo
appstore-logogoogleplay-logo

Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id

Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010