main-logo
header-image-12279
author-avatar-12279

Ditinjau oleh

dr. Linda Lestari, Sp.OG, Spesialis Obstetri dan Ginekologi

Diterbitkan 9 Mei 2023

share-icon

151


Meski sedang hamil, tentunya Bunda juga tetap ingin bisa beraktivitas seperti biasa. Ketahui berbagai hal yang perlu diperhatikan terkait tentang panduan menyetir untuk ibu hamil, agar lebih aman dan nyaman. 





Menyetir? Boleh, Asal…





menyetir saat hamil




Dalam keseharian kita, tentunya cukup lazim untuk melihat ibu hamil menyetir kendaraan bermotor. Dari sini, tentunya kita dapat simpulkan bahwa pada dasarnya boleh saja ibu hamil menyetir kendaraan bermotor— mobil atau sepeda motor—selama kondisi kesehatannya memungkinkan.





Menariknya, ada sebuah studi ilmiah yang diterbitkan oleh the Canadian Medical Association Journal. 





Di Ontario, Kanada, ditemukan fakta bahwa dari ada lebih dari 42% ibu hamil menyetir mengalami kecelakaan lalu lintas pada trimester kedua kehamilannya. Hal ini dilihat dari catatan kecelakaan lalu lintas yang jumlahnya sekitar 500.000 laporan. 









Penyebab yang banyak ditemukan adalah kelelahan, rasa mual, juga kurangnya konsentrasi. Donald Redelmeier, kepala peneliti dan profesor kedokteran di University of Toronto menyatakan bahwa ketiga hal ini dapat mengakibatkan kelalaian saat ibu hamil menyetir. 





Jadi apakah dengan kejadian tersebut ibu hamil menyetir dilarang? 





Jawabannya tidak. Redelmeier menyarankan bahwa untuk ibu yang sedang hamil harus lebih waspada dan berhati-hati lagi saat mengemudikan kendaraan bermotor, apalagi bila sudah berada dalam trimester lanjut. 





Dengan kondisi perut yang sudah semakin berat dan besar, ruang kemudi Bunda akan semakin terbatas, ditambah lagi dengan terpasangnya sabuk pengaman. 





Bagaimana Agar Menyetir Lebih Aman untuk Ibu Hamil?









Bila situasi dan kondisi memang memaksa Bunda untuk berada di balik kemudi, pastikan bahwa Bunda berada dalam kondisi prima dan perhatikan hal-hal berikut:





Jangan menyetir bila Bunda mengalami mual atau muntah yang cukup parah 





Saat Bunda dalam kondisi yang seperti ini, biasanya tubuh rentan mengalami dehidrasi sehingga fokus dan konsentrasi Bunda akan terganggu. 





Selain itu, mual dan muntah juga kerap diikuti dengan sakit kepala atau pening, yang membahayakan Bunda bila berada di balik kemudi.





Hindari melalui jalan bebas hambatan panjang atau yang memiliki rest area terbatas





Upayakan Bunda untuk menempuh jalan alternatif yang memungkinkan untuk melakukan perhentian darurat atau bukan berada di area yang terlalu sepi. 





Hal ini perlu diperhatikan karena ibu hamil rentan mengalami kondisi DVT atau deep vein thrombosis , yaitu masalah penggumpalan darah yang kerap terjadi pada bagian kaki dan dapat bergerak ke arah paru-paru yang bisa berakibat fatal. 









Untuk menghindari kondisi ini, Bunda perlu banyak bergerak dan tidak berada dalam posisi diam yang terlalu lama dan banyak minum air. 





Selain itu, dalam kondisi hamil Bunda biasanya akan lebih sering BAK, sehingga perlu untuk melakukan perhentian tiba-tiba untuk ke toilet. 





Jangan menyetir bila ruang kemudi Bunda tidak nyaman





Saat menyetir, Bunda perlu untuk dapat memegang kemudi dengan stabil, menekan pedal gas dan rem dengan nyaman, juga melihat ke arah spion dengan jelas. 





Saat perut Bunda sudah terlalu besar, ada kalanya Bunda perlu memundurkan kursi, sehingga Bunda akan lebih sulit untuk memegang kemudi maupun menekan pedal dengan baik. Bila ini kondisi yang Bunda hadapi, sebaiknya Bunda tidak lagi menyetir.





Jangan menyetir bila Bunda sulit untuk berkonsentrasi





Saat hamil, Bunda akan lebih rentan mengalami distraksi atau kebingungan. Ini yang disebut dengan “ pregnancy brain ”. Bila Bunda merasa menjadi lebih sering lupa, sering kurang konsentrasi, merasa stres, atau mudah panik, lebih baik jangan menyetir ya, Bun. 





Jangan menyetir saat sudah mengalami tanda-tanda persalinan





Bila Bunda sudah mulai merasakan adanya kontraksi, ada tanda-tanda persalinan seperti flek bahkan sudah pecah ketuban, jangan ambil risiko dengan menyetir sendiri ke rumah sakit ya, Bun! 





Kontraksi ringan bisa berubah menjadi kontraksi intensif dalam waktu singkat, jadi jangan bahayakan diri Bunda, juga para pengguna jalan yang lain. 





Siapkan air minum dan camilan sehat di mobil





Kalau Bunda merasa semua kondisi dalam keadaan baik dan aman, tentunya menyetir tidak perlu dikhawatirkan. Pastikan Bunda selalu siap dengan air minum dan camilan di dalam mobil, apalagi bila akan mengalami kemacetan di jalan. 





Jangan sampai menahan rasa lapar atau haus di jalan. Siapkan camilan ringan namun cukup mengenyangkan, seperti biskuit crackers , energy bar , buah-buahan segar, cokelat, kacang-kacangan dan susu. Siapkan air putih dalam botol besar, sehingga Bunda tak perlu bolak balik mengisinya.









Hindari memegang gadget selama menyetir





Saat ini tersedia perangkat yang memungkinkan Bunda menerima panggilan telepon secara wireless di dalam mobil. Aktifkan perangkat ini sehingga Bunda tidak perlu memegang telepon genggam sambil menyetir. 





Laporkan Kepada Dokter









Bila terjadi kecelakaan atau insiden sekecil apa pun, segera laporkan kepada dokter Bunda.





Insiden berupa pengereman mendadak, benturan ringan yang mengagetkan, maupun tabrakan yang cukup kuat bisa menyebabkan gangguan pada perut Bunda. Segera laporkan kondisi ini kepada dokter untuk dilakukan pemeriksaan. 









Sumber:





Healthline. 2020. 6 Scenarios When You Shouldn’t Drive While Pregnant.





Today’s Parent. 2016. What You Need to Know About Driving While Pregnant.





NCT. 2018. Driving While Pregnant: Seat Belts and Staying Safe.










Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi

Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi
footer-main-logo
appstore-logogoogleplay-logo
appstore-logogoogleplay-logo

Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id

Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010