main-logo
header-image-14021
author-avatar-14021

Ditinjau oleh

dr. Linda Lestari, Sp.OG, Spesialis Obstetri dan Ginekologi

Diterbitkan 10 Agt 2022

share-icon

204


Apakah Bunda pernah mendengar istilah tokofobia? Jika belum pernah, arti dari tokofobia adalah rasa takut patologis yang tidak wajar terhadap kehamilan sehingga timbul keinginan untuk menghindari proses melahirkan. 





Umumnya tokofobia dialami oleh perempuan yang belum pernah hamil, atau pernah mengalami kehamilan tapi sangat menyulitkan.





Tokofobia Benar Ada!





tokofobia




Ada perempuan yang menganggap kehamilan merupakan sebuah pengalaman yang sangat membahagiakan dan menyenangkan. Sebaliknya, ada juga yang menganggap kalau kehamilan itu sangat menakutkan dan memunculkan rasa khawatir yang hebat. Inilah yang memicu tokofobia. 





Ada dua jenis tokofobia, yakni: 





  • Tokofobia primer dialami oleh perempuan yang belum pernah menjalani kehamilan. Rasa takut yang tidak wajar terhadap kehamilan ini biasanya sudah dimulai sejak remaja atau dewasa awal, terutama disebabkan oleh proses melahirkan. Karena sangat takut melahirkan, maka perempuan-perempuan ini berusaha keras untuk mencegah kehamilan dengan penggunaan beragam kontrasepsi.
  • Tokofobia sekunder, penderita tokofobia adalah perempuan yang mengalami kejadian yang traumatis di kehamilan sebelumnya, terutama saat persalinan. Baik perempuan yang melahirkan secara normal, mengalami keguguran, bayinya meninggal saat melahirkan, atau aborsi, bisa mengalami tokofobia. Begitu pula dengan perempuan yang mengalami depresi saat hamil, walaupun ini jarang terjadi.  




Penyebab Utama Tokofobia adalah Rasa Takut









Faktor-faktor yang dapat memicu tokofobia adalah: 





  • Takut terhadap rasa sakit.
  • Trauma terhadap kehamilan sebelumnya.
  • Trauma terhadap kondisi medis yang dialami sebelumnya.
  • Kejadian-kejadian yang membuat trauma, seperti perkosaan atau kekerasan seksual dan pelecehan saat masih kanak-kanak.
  • Kurangnya dukungan saat menjalani kehamilan dan melahirkan, ditambah dengan kurangnya informasi.
  • Memiliki riwayat gangguan perubahan suasana hati ( mood ) yang ekstrem dan gangguan kecemasan, termasuk gangguan stres pascatrauma ( post-traumatic stress disorder – PTSD). 
  • Persepsi negatif tentang persalinan akibat mendengar cerita atau melihat langsung kejadian buruk dari persalinan.
  • Rasa takut akan kehilangan kontrol dan sesuatu yang tidak pasti. 




Menurut observasi klinis, faktor-faktor ini tak selalu menyebabkan seorang perempuan benar-benar menolak untuk hamil dan punya anak. Ada penderita tokofobia yang ingin hamil dan memiliki anak, tapi memiliki rasa takut yang luar biasa untuk melakukannya sehingga menjadi cemas dan panik berlebihan. 





Adapula penderita yang yang masih mempertimbangkan untuk punya anak atau menambah jumlah anak, tapi rasa takut yang luar biasa membuat mereka sangat ragu-ragu untuk melakukannya. 





Menangani Tokofobia









Menurut para ahli kesehatan mental, cara terbaik untuk menangani tokofobia adalah dengan menghadapinya, bukan menghindarinya.





Berbagai perubahan dan ketidakpastian yang terjadi selama kehamilan memang berpotensi memicu rasa takut dan cemas. Hal ini harus diterima dan dihadapi oleh penderita tokofobia.





Jika Bunda menderita tokofobia, maka berkonsultasi dengan ahlinya, seperti dokter kandungan atau psikolog, dapat membantu untuk menerima kondisi tersebut.





Para ahli ini dapat membantu Bunda dengan memberi penjelasan dan edukasi tentang kehamilan dan proses melahirkan yang Bunda takutkan, serta membantu mengatasi penyebab Bunda mengalami menderita tokofobia.





Cara lain yang bisa Bunda lakukan untuk mengatasi tokofobia adalah sebagai berikut:





  • Meminta dukungan dari pasangan, keluarga, dan orang-orang terdekat. Mungkin di antara mereka ada yang tidak memahami tentang kondisi Bunda, tapi dengan penjelasan yang tepat, Bunda akan mendapat dukungan mereka.
  • Bergabung dengan support group juga dapat membuat Bunda mendapat dukungan dari para penderita tokofobia lainnya yang telah berhasil mengalahkan ketakutan untuk hamil dan melahirkan. Mendengarkan pengalaman dan mendapat dukungan mereka, Bunda akan lebih percaya diri dan yakin bisa mengalahkan ketakutan tersebut.
  • Jika sudah yakin ingin hamil, maka rencanakan kehamilan dengan detail bersama pasangan dan dokter kandungan dari awal sampai melahirkan. Dengan demikian, Bunda merasa lebih punya kontrol dan persiapan dalam menghadapi ketidakpastian.




Tokofobia mungkin tidak akan sepenuhnya hilang, tapi dapat dikurangi kadarnya dengan menerima kondisi dan keberanian menghadapi ketidakpastian selama kehamilan dan saat melahirkan. Jangan ragu untuk minta bantuan para ahli untuk mengatasinya ya, Bun. 









Sumber:





Bhatia, M. S., Jhanjee, A. (2012). Tokophobia: A Dread of Pregnancy. Ind Psychiatry J. 2012 Jul-Dec; 21(2): 158–159.





East and North Hertfordshire NHS. 2020. Patient Information: Tokophobia (Fear of Childbirth).





Verywell Mind. 2020. Tokophobia: Fear of Childbirth and Pregnancy.










Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi

Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi
footer-main-logo
appstore-logogoogleplay-logo
appstore-logogoogleplay-logo

Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id

Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010