main-logo

Bayi Sulit Tidur? Mungkin Dia Mengalami Regresi Tidur

header-image-10496
author-avatar-10496

Ditinjau oleh

dr. Arnold Soetarso, Sp.A, Dokter Spesialis Anak

Diterbitkan 10 Jun 2021

share-icon

8210


Seiring tumbuh kembang bayi yang berkembang pesat pada tahun pertama kehidupannya, banyak juga hal menarik yang terjadi. Salah satunya adalah regresi tidur pada bayi, yaitu kondisi perubahan pola tidur bayi menjadi sulit tidur dan durasi tidurnya menjadi lebih singkat. 





Sampai ia berusia 18 bulan, bayi akan beberapa kali mengalami regresi tidur. Bunda tak perlu khawatir saat kondisi ini terjadi karena merupakan hal yang normal, namun harus bersiap-siap karena rutinitas tidur Bunda kemungkinan akan terganggu.





Penyebab Terjadinya Regresi Tidur pada Bayi









Ada masa-masa tertentu saat bayi mengalami banyak hal sehubungan dengan perkembangnya, misalnya mempelajari keterampilan baru dan beradaptasi dengan lingkungan.





Kadang juga terjadi growth spurt yang membuat bayi mengalami tumbuh kembang dengan intens dan cepat dalam waktu singkat.





Semua hal tersebut dapat membuat bayi kewalahan, merasa tidak nyaman, bahkan sedikit stres sehingga akhirnya mengalami regresi tidur.





Namun regresi tidur pada bayi tak hanya diakibatkan oleh proses tumbuh kembang yang intens. Kondisi ini juga bisa disebabkan oleh penyakit, atau bayi harus melakukan penyesuaian karena tidur di lingkungan yang baru. 





Jadi, walaupun lelah akibat terganggunya waktu tidur, namun Bunda tetap harus memantau kondisi bayi selama ia mengalami regresi tidur, kira-kira 2-4 minggu. 





Tanda-tanda bayi sedang mengalami regresi tidur adalah mudah rewel dan marah, sulit diajak tidur malam, bangun beberapa kali saat tidur malam, serta bangun lebih awal dari tidur siang sehingga waktu tidurnya berkurang.





Selera makannya juga berubah, bisa menjadi lebih tinggi karena kelaparan akibat growth spurt , tapi bisa juga menjadi lebih rendah karena lebih tertarik untuk melakukan hal lain daripada makan. 





Regresi Tidur pada Bayi Berdasarkan Usia





regresi tidur




Jika dilihat berdasarkan usianya, inilah kemungkinan penyebab terjadinya regresi tidur pada bayi:





Usia 3-4 bulan





Pertama kali bayi mengalami regresi tidur, bisa jadi disebabkan oleh transisi pola tidur pada bayi baru lahir.





Regresi tidur juga bisa disebabkan oleh rasa nyeri saat giginya mulai tumbuh serta terjadinya growth spurt yang membuat bayi terus-terusan merasa lapar sehingga sering terbangun tengah malam.





Usia 6 bulan





Banyak sekali yang terjadi pada bayi pada usia ini. Selain ia mengalami growth spurt (lagi), ia juga sudah mulai belajar makan MPASI, senang bermain, bisa berguling dua arah, dan belajar duduk tanpa dibantu. 





Tak heran jika bayi kadang menolak untuk tidur siang karena terlalu bersemangat melakukan segala sesuatu. Tidak tidur siang dapat membuat bayi kelelahan dan membuatnya sulit untuk tidur pada malam hari.





Usia 8 bulan





Bayi mulai belajar bergerak ke sana-sini karena sudah mulai merangkak, lalu mulai belajar berdiri. Akibatnya, ia akan berusaha bergerak dan berdiri saat Bunda sudah menaruhnya di tempat tidur bayi untuk tidur. 





Separation anxiety juga dapat membuat bayi yang terbangun tengah malam tidak bisa langsung tidur kembali karena rasa takut saat Bunda tak berada di sisinya. 





Usia 12 bulan





Pada usia ini, bayi mulai aktif dan banyak bergerak. Ia sangat tertarik untuk mengeksplorasi lingkungan sekitarnya. Berbagai tonggak perkembangan bayi terjadi pada usia ini. Begitu banyak hal yang terjadi membuat minat bayi untuk tidur sangat berkurang.   





Mengatasi Regresi Tidur pada Bayi





regresi tidur




  • Tetap lakukan rutinitas tidurnya setiap malam. Bayi akan berkembang dengan baik saat ia memiliki rutinitas, termasuk tidur malam. Menurut penelitian, disiplin menerapkan rutinitas tidur malam akan membantu mengurangi frekuensi ia bangun pada malam hari.
  • Untuk bayi yang sedang mengalami growth spurt , Bunda bisa menambahkan asupan ASI atau makanan pada pagi sampai sore hari, sehingga bayi tidak terbangun karena lapar pada saat malam hari.
  • Jika bayi terbangun pada malam hari, hindari untuk langsung menggendong dan memeluknya agar ia bisa kembali tidur. Biarkan ia menangis dan belajar menenangkan dirinya sendiri terlebih dahulu sampai akhirnya ia tertidur. Jika ia masih terus menangis, Bunda dapat menghampiri tempat tidurnya dan mengelus bayi sambil meyakinkan bahwa ia baik-baik saja agar ia tenang dan bisa tidur. 








Sumber:





Centers for Disease Control and Prevention. Milestone Moments.





Web MD. 2021. What Is Sleep Regression in a Baby?





What to Expect. 2020. What Is Sleep Regression?





Sleep Advisor. Infant Sleep Regressions
What’s Myth, What’s Fact, and How to Cope.










Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi

Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi
footer-main-logo
appstore-logogoogleplay-logo
appstore-logogoogleplay-logo

Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id

Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010