main-logo
header-image-13035
author-avatar-13035

Ditinjau oleh

dr. Linda Lestari, Sp.OG, Spesialis Obstetri dan Ginekologi

Diterbitkan 16 Jul 2021

share-icon

516


Bunda, ingin anak laki-laki atau perempuan? Apa yang menjadi faktor penentu jenis kelamin bayi dan apakah bisa “dipesan”? Temukan jawabannya di sini, termasuk juga untuk mengetahui apakah kebenaran dari mitos yang sejak dulu beredar.





Bagaimana Jenis Kelamin Bayi Ditentukan?





penentu jenis kelamin bayi




Secara ilmiah sudah diketahui bahwa jenis kelamin manusia ditentukan berdasarkan komposisi kromosom seks ketika terjadi pembuahan.





Manusia memiliki 23 pasang kromosom, di mana di antaranya terdapat satu pasang yang menjadi kromosom seks. Kromosom seks pada laki-laki terdiri dari X dan Y, sedangkan pada perempuan terdiri dari X dan X.





Ketika sperma bertemu dengan sel telur dan terjadi pembuahan, sperma lah yang nanti akan menentukan apakah janin nantinya berjenis kelamin laki-laki atau perempuan.





Sperma berkromosom Y akan menghasilkan anak laki-laki, sedangkan sperma berkromosom X akan menghasilkan anak perempuan.





Seiring dengan perkembangan teknologi di dunia kedokteran, semakin banyak cara yang bisa dilakukan manusia untuk mencoba menentukan atau “memesan” jenis kelamin si Kecil. Meski semua upaya ini hingga kini belum bisa dinyatakan 100% akan berhasil. 





Menentukan Jenis Kelamin Bayi dengan Metode Shettles









Di antara berbagai cara yang dilakukan manusia untuk menentukan jenis kelamin anak (termasuk dengan berbagai mitos yang dipercaya oleh para orang tua), terdapat cara alami yang sejak tahun 1960-an sudah banyak diyakini kebenarannya, yaitu dengan menggunakan metode Shettles. 





Metode Shettles dikembangkan oleh pakar kedokteran bernama Landrum B. Shettles, yang dituangkannya dalam sebuah buku berjudul “ How to Choose the Sex of Your Baby ”.





Shettles menyatakan bahwa sperma, saat hubungan seksual berlangsung, juga faktor-faktor lain seperti posisi saat hubungan seksual dan pH cairan tubuh, akan menentukan efek yang akan didapatkan saat sperma mencapai sel telur. Karena sperma lah yang akan menjadi penentu jenis kelamin bayi. 





Diketahui bahwa sperma yang membawa kromosom laki-laki ukurannya lebih kecil, pergerakannya lebih cepat, dan memiliki usia yang lebih singkat dibanding sperma pembawa kromosom perempuan. 





Shettles berpendapat bahwa waktu terbaik untuk melakukan hubungan seksual jika ingin memiliki anak laki-laki adalah ketika sudah dekat waktunya dengan pelepasan sel telur (ovulasi).





Dengan begitu sperma laki-laki yang gerakannya lebih cepat akan mampu membuahi sel telur terlebih dahulu dibandingkan sperma yang membawa kromosom perempuan.





Sebaliknya, sperma yang membawa kromosom perempuan memiliki usia yang lebih panjang dibandingkan dengan sperma yang membawa kromosom laki-laki.





Oleh karena itu, waktu yang tepat untuk melakukan hubungan seksual adalah 2-4 hari sebelum terjadinya ovulasi dengan tujuan agar hanya sperma perempuan yang bertahan di dalam tubuh, sehingga bisa membuahi sel telur tepat pada waktunya.





Metode Shettles ini dianggap memiliki efektivitas hingga 75%. Artinya, masih ada kemungkinan perhitungan ini akan meleset, yaitu sebesar 25%. 





Inseminasi Buatan dan Bayi Tabung sebagai Penentu Jenis Kelamin Bayi









Cara lain yang dicoba untuk menjadi upaya penentu jenis kelamin bayi adalah melalui teknik inseminasi buatan dan bayi tabung, di mana dokter melakukan campur tangan di laboratorium. 





Pada teknik inseminasi buatan, sperma akan ditempatkan lebih dekat dengan lokasi tempat terjadinya pembuahan. Dengan menggunakan alat khusus berbentuk tabung kecil, dokter akan memasukkan sperma langsung ke dalam rahim.





Dengan cara ini tentunya dokter bisa mengupayakan jenis kelamin bayi, yaitu dengan hanya menyuntikkan cairan sperma yang telah dicuci dengan metode penyaringan sehingga kumpulan sperma Y lebih banyak, untuk jenis kelamin laki-laki. Atau menyuntikkan sperma yang membawa kromosom X untuk anak perempuan. 





Pada metode bayi tabung, proses pembuahan terjadi di luar rahim. Sebelum mengambil sel telur, dokter akan meminta Bunda untuk mengonsumsi obat tertentu, agar tubuh menghasilkan lebih dari satu sel telur. 





Sel-sel telur yang dihasilkan akan diambil dan dipertemukan dengan sperma yang sudah dipilih di dalam sebuah cawan petri. Sperma bisa dipilih yang hanya mengandung kromosom Y atau kromosom X sebagaimana yang diharapkan.





Jika semuanya berjalan lancar, setelah 3-5 hari, hasil pembuahan yang sekarang telah menjadi embrio akan dimasukkan ke dalam rahim. 





Diet Alami sebagai Penentu Jenis Kelamin Bayi 









Pakar kedokteran juga memperkirakan bahwa perencanaan jenis kelamin bayi bisa dilakukan dengan cara yang alami, melalui diet dan penjadwalan hubungan seksual. Adapun persentase keberhasilan cara ini adalah sekitar 70-80%. 





Untuk mendapatkan anak laki-laki:





  • Mengikuti pola diet 2500 kkal/hari.
  • Memperbanyak asupan makanan yang mengandung natrium, misalnya telur asin, daging, sereal, jus sayur, makanan kaleng, dan roti.
  • Memperbanyak asupan kalium, misalnya pisang, kentang, sayuran berdaun hijau, alpukat, susu, ikan, jamur, dan labu.
  • Menghindari susu, mentega, keju dan yoghurt.




Untuk mendapatkan anak perempuan:





  • Mengonsumsi sayur-sayuran dan makanan yang rendah natrium.
  • Mengonsumsi makanan tinggi magnesium, seperti alpukat, yoghurt, biji-bijian, kedelai, ikan, daun hijau gelap, pisang, dan cokelat.
  • Meningkatkan asupan kalsium, misalnya dari susu dan produk olahannya (keju, yoghurt, kefir, mentega), tahu, bayam, kacang-kacangan, ikan teri, dan kerang.
  • Menghindari garam, makanan yang mengandung ragi, daging, ikan, kopi, dan minuman bersoda.




Bunda perlu mengingat bahwa pola diet ini harus dilakukan menjelang pembuahan, bukan pada bulan-bulan kehamilan. Karena setelah terjadi pembuahan, pola makan dan kebiasaan yang dilakukan tidak lagi bisa jadi upaya penentu jenis kelamin bayi.





Jika Bunda sedang merencanakan kehamilan, para ahli merekomendasikan untuk melakukan hubungan intim dengan suami sehari dua kali, terutama saat periode ovulasi. Jika setelah satu tahun usaha ini belum juga membuahkan hasil, segera konsultasi dengan dokter kandungan. 





Di sisi lain, jika Bunda ingin memiliki anak dengan jenis kelamin tertentu, mencoba metode-metode alami di atas tidak ada salahnya. Namun untuk lebih jelasnya, jangan ragu membicarakannya dengan dokter.









Sumber:





Healthline. 2020. Can You Choose the Sex of Your Baby? Understanding the Shettles Method.





Parents. 2005. Can You Choose Your Baby's Gender? 





Haibunda. 2021. Kalender Kehamilan Cina Dapat Menentukan Jenis Kelamin Calon Bayi?





Alodokter. 2019. Cara Memilih Jenis Kelamin Bayi.










Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi

Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi
footer-main-logo
appstore-logogoogleplay-logo
appstore-logogoogleplay-logo

Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id

Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010