main-logo

Ciri-ciri Toxic Parents, Apakah Bunda Salah Satunya?

header-image-18908
author-avatar-18908

Ditinjau oleh

Mardiana Hayati Solehah, M. Psi, Psikolog, Psikolog Klinis

Diterbitkan 6 Jun 2022

share-icon

144


Setiap orang tua pastinya ingin menjadi orang tua yang baik dan bisa menjadi sosok yang menyenangkan untuk anak. Walaupun begitu, menjadi orangtua bukanlah hal yg mudah. Untuk membentuk kebiasaan yang baik, dibutuhkan proses dan kesabaran.





Anak-anak yang belum matang dan sedang belajar untuk mengendalikan diri, tak jarang menampilkan perilaku merengek dan tantrum. Saat berada dalam kondisi baik, orangtua bisa bersabar. Akan tetapi, saat dalam kondisi yang tidak optimal, orangtua bisa marah-marah, membentak, bahkan kelepasan bertindak kasar, seperti memukul. 





BACA: Bahaya Labeling Pada Anak





Kekerasan fisik dapat berdampak buruk pada anak dan bila berlangsung dalam jangka panjang, kondisi tersebut merupakan salah satu ciri-ciri toxic parents yang tidak sehat untuk anak ke depannya. Walaupun begitu, kekerasan bukanlah hanya secara fisik, melainkan dapat muncul dalam berbagai bentuk. Apa lagi ciri-ciri toxic parents lainnya? Yuk, kita kenali bersama! 





● Mementingkan kepentingan diri sendiri 





Dikutip dari situs Cleveland Clinic, dr. Childs mengatakan bahwa toxic parents adalah orang tua yang menaruh kepentingan pribadinya diatas kepentingan anak. Orang tua yang toxic sangat egois dan melakukan segala cara untuk mendahulukan kepentingan pribadinya, dibandingkan anak. Orangtua toksik bahkan cenderung mengabaikan kebutuhan-kebutuhan dasar anak. 





● Kekerasan pada anak





Kekerasan pada anak ini dapat dibagi menjadi kekerasan verbal dan kekerasan fisik pada anak. Kekerasan fisik pada anak seperti memukul atau mencubit merupakan kekerasan fisik yang tidak pantas dilakukan untuk menghukum anak. Selain kekerasan fisik, kekerasan verbal seperti memaki, berteriak, dan menyalahkan juga merupakan ciri-ciri toxic parents .





● Kekerasan mental





Kekerasan mental ditunjukkan dengan perilaku yang membuat anak merasa tertekan akibat hukuman yang keras dan membuat anak merasa sangat bersalah atas perilakunya. Contoh hukuman adalah menghukum anak dengan menyuruhnya berdiri di satu tempat karena melakukan kesalahan namun tidak memberikan penjelasan mengapa anak dihukum. Selain itu, mendiamkan anak selama beberapa jam hingga beberapa hari atas kesalahan yang diperbuat juga merupakan kekerasan mental yang dilakukan toxic parents .





Sering menyalahkan anak





Sering menyalahkan anak atau menuduhnya melakukan perbuatan yang belum tentu ia lakukan merupakan salah satu ciri-ciri toxic parents. Orangtua yang sering menyudutkan bahkan jarang mau mendengar penjelasan atau alasan anak melakukan sesuatu. Mereka hanya fokus pada menyalahkan anak, tanpa berupaya mengajak anak menemukan cara untuk memperbaiki diri. Dengan sering menyalahkan anak, anak menjadi lebih rendah diri dan selalu beranggapan bahwa semua keadaan di rumah yang tidak baik merupakan kesalahannya.





Perilaku manipulasi anak





Orang tua yang toxic sering memanipulasi anak untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Manipulasi yang diberikan orang tua toxic cenderung ekstrem dan hampir selalu dilakukan pada anak. Bentuk manipulasi yang umum terjadi adalah saat orangtua menyalahkan anak akan berbagai hal yang bahkan tidak berhubungan langsung. Tak jarang, orangtua melabel anak dengan julukan-julukan negatif. 





BACA: Tanda-tanda Anak Kurang Perhatian Orang Tua





Selalu mengkritik anak





Ciri-ciri toxic parents lainnya adalah selalu mengkritisi apapun yang dilakukan anak. Anak tidak pernah cukup di mata orang tua. Orang tua senantiasa mengkritik keras anak untuk hasil yang tidak sesuai dengan harapan. Di sisi lain, hampir tidak ada penghargaan atau pujian atas apa yang diperbuat anak.





● Tidak menghargai batasan





Anak tentunya juga perlu memiliki ruang pribadi. Orang tua yang toxic cenderung tidak menghargai batasan yang dimiliki anak. Salah satu contohnya adalah, membuka pintu kamar anak tanpa mengetuk terlebih dahulu, mengambil uang saku yang telah ditabung anak tanpa meminta, bahkan mengecek isi pesan dalam ponsel anak tanpa seizinnya.





Mengatur anak secara berlebihan





Orangtua memang memiliki hak untuk mengatur anak, namun mengatur anak secara berlebihan juga bisa menjadi ciri toxic parents. Anak yang terlalu diatur cenderung tidak memiliki suara dan tidak bisa berekspresi secara bebas. Contoh mengatur anak secara berlebihan adalah memaksa anak bersekolah di tempat yang diinginkan orangtua, bahkan mengatur anak memilih teman main. Orangtua toksik pun seringkali memaksakan kehendak mereka pada anak, tanpa memberikan anak kesempatan untuk memilih. 





BACA: Dampak Perceraian pada Anak





Itu dia beberapa ciri-ciri toxic parents yang bisa menjadi bahan evaluasi Bunda. Beberapa orang tua tidak menyadari perilakunya sudah tidak sehat dan masuk ke dalam ciri-ciri toxic. Jika Bunda mendapati beberapa poin di atas sering dilakukan Bunda, maka Bunda bisa mencoba mencari jeda dan intropeksi diri untuk merubah gaya pengasuhan Bunda di rumah.





Sumber:





Cleveland Clinic. 2021. How to Tell if You Have a Toxic Parent





WebMD. 2021. How to deal with toxic parents


Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi

Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi
footer-main-logo
appstore-logogoogleplay-logo
appstore-logogoogleplay-logo

Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id

Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010