main-logo
header-image-11521
author-avatar-11521

Ditinjau oleh

dr. Linda Lestari, Sp.OG, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi

Diterbitkan 4 Mei 2023

share-icon

278


Bagi Bunda yang meniti karier maupun yang punya beragam kesibukan, terkadang akan sulit untuk membatasi aktivitas meskipun dalam keadaan hamil. Yang sering dikhawatirkan adalah bagaimana untuk tetap bisa bepergian aman, naik pesawat saat hamil. 





Ditambah lagi dengan situasi pandemi COVID-19 saat ini, kekhawatiran untuk naik pesawat selama hamil mungkin meningkat. Berikut penjelasan yang Bunda perlu tahu.









Konsultasikan dengan Dokter





naik pesawat saat hamil




Sebelum bepergian, ada baiknya Bunda berkonsultasi dulu dengan dokter atau bidan. 





Selama kondisi janin tetap aman dan Bunda tidak mengalami risiko komplikasi apa pun, seperti pernah mengalami perdarahan, terjadi kontraksi dini, bengkak pada tubuh, dan sebagainya, bepergian dengan pesawat udara tetap diizinkan. 





Biasanya, maskapai penerbangan juga akan mengizinkan Bunda yang sedang hamil naik pesawat hingga usia kandungan mencapai 36 minggu. Namun bagi Bunda yang hamil anak kembar, biasanya izin terbang akan dibatasi hingga maksimal 20 minggu.





Untuk mencegah dari hal-hal yang tidak diinginkan, disarankan kepada Bunda untuk melaporkan kondisi kehamilan kepada pihak maskapai penerbangan. 





Perhatikan Usia Trimester









Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan Bunda saat naik pesawat sesuai trimester.





Trimester Pertama





Meski Bunda berada di trimester pertama, biasanya bepergian menggunakan pesawat udara relatif aman. Namun bagi Bunda yang mengalami morning sickness atau mual-mual, hamil naik pesawat bisa menimbulkan ketidaknyamanan. 





Meski demikian, Bunda perlu mempertimbangkan risiko pada awal kehamilan ini, karena pada 3 bulan pertama, kondisi janin masih sangat rentan. Risiko keguguran pun lebih tinggi pada trimester pertama ini, di saat bepergian maupun tidak. 





Bila Bunda memang harus bepergian dengan naik pesawat, tak perlu khawatir dengan adanya alat deteksi metal yang ada di bandara, karena perangkat ini tidak akan memengaruhi janin. 









Yang mungkin perlu Bunda perhatikan adalah lamanya penerbangan yang akan Bunda tempuh. Bagi mereka yang berisiko mengalami masalah penggumpalan darah ( blood clots ), bepergian menggunakan pesawat dengan waktu terbang yang lama (lebih dari 4 jam) tidak disarankan atau membutuhkan pengawasan. 





Untuk meminimalkan ketidaknyamanan maupun risiko, Bunda yang hamil naik pesawat perlu memilih tempat duduk di bagian lorong agar bisa berjalan-jalan untuk menghilangkan rasa pegal dan kaku pada tubuh. 





Selain itu, Bunda juga perlu sering menggerakkan kaki dan jari kaki selama duduk, agar peredaran darah lebih lancar. 





Trimester Kedua





Menurut the American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), trimester kedua (14-28 minggu) adalah saat yang paling nyaman untuk Bunda hamil naik pesawat. 





Hal ini disebabkan kondisi Bunda relatif stabil, sudah tidak ada morning sickness atau mual-mual, tubuh lebih berenergi dan bisa beraktivitas seperti biasa. Meskipun bagian perut sudah mulai tampak membesar, duduk dalam waktu lama relatif masih nyaman dan Bunda masih bisa bergerak lebih gesit. 





Agar lebih nyaman saat berada di pesawat, ingatlah untuk tetap menghidrasi tubuh dengan banyak minum air putih, dan bila perlu mengenakan kaus kaki khusus yang dapat membantu mencegah penggumpalan darah. 





Trimester Ketiga





Pada trimester akhir kehamilan, apalagi bila kandungan sudah mencapai usia 36 minggu, biasanya dokter kebidanan maupun maskapai akan melarang Bunda untuk terbang. 





Bunda hamil yang berisiko tinggi, misalnya yang terindikasi persalinan prematur, preeklampsia, diabetes gestasional, juga yang memiliki tekanan darah tinggi, biasanya tidak diizinkan untuk terbang.









Hamil Naik Pesawat Saat Pandemi COVID-19





naik pesawat saat hamil




Situasi pandemi saat ini memang memunculkan risiko pada Bunda yang sedang hamil. 





Biro kesehatan Amerika Serikat, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyatakan bahwa karena virus ini dapat menyerang manusia dengan cara-cara yang berbeda dan menimbulkan risiko tinggi, Bunda yang sedang hamil direkomendasikan untuk tidak terbang, mengikuti protokol kesehatan, dan membatasi aktivitas.









Sumber:





NHS. 2018. Travelling in Pregnancy.





Mayo Clinic. 2021. Is It Safe to Fly During Pregnancy?





Parents. 2021. Here Are the Rules for Flying When You're Pregnant.





Web MD. 2021. Safe Flying While Pregnant.










Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi

Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi
footer-main-logo
appstore-logogoogleplay-logo
appstore-logogoogleplay-logo

Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id

Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010